Copyright © Storiette
Design by Dzignine
Monday 16 December 2013

Your Fav Song, Now I Understand

Gotye - Somebody That I Used To Know (feat. Kimbra) - official video



Now and then I think of when we were together
Like when you said you felt so happy you could die
Told myself that you were right for me
But felt so lonely in your company
But that was love and it's an ache I still remember

You can get addicted to a certain kind of sadness
Like resignation to the end, always the end
So when we found that we could not make sense
Well you said that we would still be friends
But I'll admit that I was glad that it was over

But you didn't have to cut me off
Make out like it never happened and that we were nothing
And I don't even need your love
But you treat me like a stranger and that feels so rough
No you didn't have to stoop so low
Have your friends collect your records and then change your number
I guess that I don't need that though
Now you're just somebody that I used to know
Now you're just somebody that I used to know
Now you're just somebody that I used to know

Now and then I think of all the times you screwed me over
But had me believing it was always something that I'd done
And I don't wanna live that way
Reading into every word you say
You said that you could let it go
And I wouldn't catch you hung up on somebody that you used to know

But you didn't have to cut me off
Make out like it never happened and that we were nothing
And I don't even need your love
But you treat me like a stranger and that feels so rough
No you didn't have to stoop so low
Have your friends collect your records and then change your number
I guess that I don't need that though
Now you're just somebody that I used to know
Somebody, I used to know
(Somebody) Now you're just somebody that I used to know
Somebody, I used to know
(Somebody) Now you're just somebody that I used to know
I used to know, that I used to know, I used to know somebody
Thursday 12 December 2013

Renungan Random Siang

Bandung, [Kamis] 12 Desember 2013



Setelah menghilang, saya muncul sekitar pukul setengah 8 pagi di layar HP pacar saya. Ngerasa bersalah karena skip, hilang berjam2 sampe besok paginya. Yang bikin ngerasa kacau, justru ketika pacar saya berusaha menahan dirinya untuk ga marah sama saya, setelah dia nelpon 37kali ke HP saya yang lain. Dia mikirin kalo dia marah, saya bakal ga enak mood kerjanya. DIa mikirin, belum tentu dia marah bisa bikin dianya juga lega.

Dari situ saya sadar, betapa hebatnya pasangan saya.

Kesadaran saya itu ga cuma berakhir di kagumnya saya doang ke dia, tapi juga renungan. Saya udah pantas ga ya jadi pasangan dia. Saya ngerasa banyak hal saya masih belum apa-apa dibanding dia. Banyak hal yang mesti dibenahin dari saya.

Saya cuma mikirinya satu :

Belum tentu ada orang yang seperti dia lagi, yang masih mau disamping saya dengan segudang kesalahan dan kekurangan saya. Saya mau dia. 

Setelah random thought itu, ke-random-an itu pun masih lanjut ketika saya denger kabar kalo Joza, mantan saya yang luar biasa ngasi pelajaran ke saya, itu akan nikah Jumat depan (20/12). Saya ga tau tepatnya motifnya dia apa. Tapi menurut saya, dia beruntung.

Tapi jangan jadi ikut2an nanya ke saya kapan saya nyusul.
Pernikahan itu bukan perlombaan, bukan? Saya belum mau menikah karena ya kembali soal itu.

Apakah saya sudah benerin komitmen saya dengan Tuhan saya?
Apakah saya sudah benerin komitmen saya dengan diri saya, semua hal-hal yang ingin saya capai?
Apakah saya sudah benerin komitmen saya dengan pacar saya, menjadikan dia the one and only?

Habis itu saya ngeliat instagram Agnes Mo yang berotot http://instagram.com/myfitnezdiary

Dan feeling semakin kacaunya malah nambah.
Saya ini apa?
Saya belum punya hal-hal yang bisa dibanggain :((
Damn banget deh.

Akhhh mau susun revolusi!!


Tuesday 10 December 2013
Bandung, [Selasa] 10 Desember 2013


 
Kok dari Bandung nulisnya?

Iya dong, ini nulisnya bahkan dari komputer canggih di kantor yang bentuknya rumah ~
Ceritanya per tanggal 25 Nov, saya mulai gabung di Developer Game di Bandung.
Sengaja ga di mention, karena bahaya. Ntar ke search lagi, ahahaha~

Jadi yaa, hepi.
Kerja di sini saya lebih tenang soalnya ga ada lagi dipusingin sama urusan Tante yang gayanya kayak yang punya rumah.
Bisa fokus sama diri sendiri.
PP bisa jalan kaki, ga perlu bingung kena macet, atau ganti2 kendaraan.
Cuma PR kalo hujan aja sih, sama lokasi kamar kosan yang lantai 4.

Emang se worth it itu?

Iya lah worth it. Asik banget cuy. Bisa maen gem pas kerja. Makan siang disediain. Bisa pake kaos kalo mau (kenyataanya, justru sayanya yang ga sreg ke kantor kalo pake kaos). Nentuin agenda kerja sendiri. Dan industrinya itu game. Dapur game. Trus, jobdescnya PR. When passion meet expertise = Great!

Tapi baru2 ini aku sedih, pas mama dateng ke Jakarta buat operasi ginjal. Pasca operasi beliau bikin sayanya puyeng mikirin kalo ga ada saya gimana. Beliau super manja, dan...masih propose saya untuk balik ke Bontang.

Maafin ya ma :( mudah2an ntar bisa nyicil rumah jadi mama papa bisa ke Bandung. Amiiiin. 
Oya, iya saya pengen stay di Bandung untuk permanen.
Mudah2an si pacar mau pindah deket saya :p 
Amin.

BTW, dia ke mana yaa, ampe jam segini telponnya masih sibuk :(( 





Monday 4 November 2013

Have you Ever Feeling So Excited?




Subang, [Senin] 4 November 2013


Kamu pernah ga ngerasa semangat banget sampe rasanya kayaknya kamu mau meledak kapan aja?
Nah, itu yang aku rasain sekarang.

Setelah sekian lama, akhirnya saya punya sesuatu yang saya kangenin mulu tiap bangun tidur, saya pikirin mulu sebelum tidur, saya kebayang mulu setiap pergi ke manapun, bahkan saya rela kurang tidur karena itu,............eits, this is sound cheesy, but nope, i won't talk about love now, but my dream :)

Setelah  proses panjang jatuh bangun, saya tau apa yang saya mau sekarang, untuk minimal 5 taon ke depan.

Saya ingin punya clothing line sendiri, semi formal-formal wear tapi ramah di kantong :)
Saya ingin punya toko online & offline yang sama-sama aktif penjualannya.
Saya ingin menjadi CEO dari company saya sendiri.

Sejak tau apa yang saya mau, setiap harinya saya kerja buat itu, Setiap hari seenggaknya saya pengen ada progress di bisnis saya sendiri. Memang, setelah banyak permintaan, saya kepentok di modal. Sekalipun toko online, saya tetap butuh modal buat pengadaan barangnya. Untuk sekarang, saya 100% di toko online saya jadi ga visible. Saya tetep butuh pemasukan fixed yang bisa cover pengeluaran sehari-hari saya, Karena terbiasa ritme pemasukan fixed, saya terlanjur teken kontrak untuk pengeluaran kayak cicilan emas dan asuransi.
Jadilah saya kemungkinan besar ambil kerjaan di Bandung.

Untuk sampe di pemikiran itu saya mesti galau dulu seenggaknya dua bulan. Saya mikiriiiin trus kesempatan saya. Saya emang punya mimpi, tapi itu jalurnya beda sama jadi PR perusahaan. Tapi ya balik lagi ke realitas, saya ga bisa ngandelin trus orang tua saya untuk biaya hidup saya. Saya harus belajar gimana caranya saya bisa hidup dengan kebutuhan rumah, makan, pakaian, internet, jalan/travelling tapi dengan uang saya sendiri, nantinya. Buat sekarang, orang tua saya masih cover seenggaknya 70% dari biaya hidup saya. Dan mereka justru sama sekali ga keberatan.

Dan itu bikin beban.
Walopun banyak orang yang bilang ke saya, "Yaudah sih, toh kamu cewek, jadi ga perlu ambil pusing. Kalo emang orang tua masih bisa biayain buat hidup kamu, kenapa ga?"
Ya emang kenapa ga? Tapi kenapa juga ga mikir kalo uang yang saya terima itu bakal jadi awal untuk sesuatu yang lebih besar dari sekarang. Ga ada salahnya juga kan kalo memperkecil persentase biaya hidup yang di cover sama orang tua?

Target saya, pertengahan tahun depan, atau Juli 2014, orang tua cuma cover biaya kesehatan saya, yang emang ga kira2 biayanya .__.
Dua taon lagi, 2015, saya udah ga terima uang dari orang tua saya lagi.
2016, saya udah bisa cover biaya hidup adek saya.
2017, saya udah bisa cover 50% biaya pendidikan adek saya.

AMIIIIIIIIIN.

Mudah-mudahan diridhoin sama Allah cita-citanya. Amiiiin :)






Saturday 2 November 2013

My Dream

Here, Kiang walks us through the eight things you need to know about opening your own store.
1. Research, research, research. Then, come up with a clear concept. The first thing Kiang did was put together a brand book. She knew she wanted to grow her store as a brand, so she wanted to have a clear idea and a narrow concept. "My brand book was similar to a business plan, but it wasn't as numbers-driven," she said. "I imagined our customer and what magazines she reads. I looked at sample brands we'd want to carry and figured out our price point. I researched and read small-business blogs to glean any kind of insight or advice. I talked to small business owners and I even worked in a little boutique to learn the ropes."
2. Consider the location. Location is huge. Kiang was constantly on the hunt for a space. She said you can have a realtor, but that you'll likely have better luck finding a space by hitting the streets and keeping your ear to the ground. The good spaces go quickly, she said, so before there's even an advertisement online, it's been rented. It's also important to know your neighborhood. "I knew I couldn't compete with the huge retailers in Soho, nor could I pay those rents," she said. "I wanted to fit in with the feeling of this neighborhood, and we do."
3. Know your neighborhood and your customer. Kiang sat outside her store for many hours to see who was walking around the area and whether they were carrying shopping bags. She really wanted to understand the mentality of her potential customers. "Which bags are they carrying? How are they shopping? I noticed that people shopped in pairs: mothers and daughters, or two friends," she said.
4. Figure out your budget and stick to it. Your budget is specific to your store and your location. "I did everything on a shoestring budget; we built and painted everything ourselves, hunted on Craigslist for supplies," she said. "It is so important to track money and prioritize what you spend on. Retail is all about nickel and diming; you have to be eagle-eyed and watch your margins."
5. Work your connections. You have to get out there, network and talk to people. "Many businesspeople get their MBA for the valuable relationships they'll forge, but rather than spend $100K to make connections, I opted to put that money into my business," Kiang said. "In this city you can easily make connections just by picking up the phone. Also, remember that you can learn anything on your own, whether it's by calling up another store owner, or even taking classes if you feel like you're missing a skill set."
6. Use the free resources that are out there. Kiang emailed trade commissions in foreign countries and found out that there are a lot of sponsorship programs, including buyer programs at no expense to the buyers. "I've traveled to Brazil, Seoul, Singapore and Hong Kong, where I've found new designers that I carry in the store," she said. "I found a lot of resources and templates on SCORE. You can also choose to meet with a mentor in your industry. I saw free counselors and took advantage of groups for female business owners. There's so many entrepreneur resources out there."
7. Manage your stress. Kiang read The E Myth, which explains how to run a business in the least stressful, most productive way. One of the book's biggest tips is to come up with systems and formulas that you've created for your specific business that keep the business running whether or not you're there.
8. Know your documents. Kiang advised hiring a lawyer and making an effort to understand your contracts and leases. "A commercial lease is 100 pages long, and full of legal jargon that I didn't understand," she said.
HuffPost Style got some additional advice on launching your own business fromAmanda Steinberg, founder of DailyWorth, a financial advice site geared toward women.
"Entrepreneurship is unbelievably exciting and fulfilling. But you have to go in with your eyes wide open and make sure you save at least six months of full income before you open," Steinberg said. "Statistically, only 1 in 10 businesses succeed. Do whatever you can to protect yourself from future debt.
"Try opening your store online first to generate income virtually before you invest in expensive overhead of rent and equipment. Raise money around your dream and vision on Kickstarter or Indiegogo (for discounts and future perks!) before you sign a lease. Do everything you can to prepare because most entrepreneurs fail -- you have to know that going in."

Saturday 19 October 2013

Fashion of Indonesia



The Fashion Trail | 

Indonesia, Land of Batik, Bandung and BlackBerries


Indonesian Streetstyle in Bandung, West Java | Source: BoF
Indonesian street style in Bandung, West Java | Source: BoF
JAKARTA, Indonesia — Amongst the facts about Indonesia that one finds repeated in tourist guidebooks, country profiles and international news reports are the following: For over 350 years, Indonesia was occupied by the Dutch, and for a few years after that during WWII, by the Japanese. The Indonesian archipelago of 17,000 islands is home to more than 240 million peoplemaking it the world’s fourth most populous country. Indonesia is also home to the world’s largest Muslim population and, of course, was once home to a young Barack Obama.
On the other hand, very little is known about Indonesia’s fashion industry. Unlike other large, developing economies — including Brazil, Russia, and India, which have been actively promoting and exporting their fashion culture to the West for years — Indonesian fashion has kept a mostly low-profile.
So, it was with great curiosity that I embarked on a tour of the Indonesian fashion industry this past week, hosted by the British Council as part of theUKYFE 2010. What I discovered is that Indonesia — perhaps the most creative country in all of South East Asia — has a rich tradition of hand-made textiles and craftsmanship, a thriving urban fashion culture, and a high level of adoption of new media and technologies.
It was like a BoF dream come true.
BATIK AND IKAT CRAFTSMANSHIP STILL THRIVES
Contrary to the stereotype of Asia as the continent of low-quality, mass production, Indonesia has a long tradition of luxurious, hand-made textile production that still thrives today, providing the country with a competitive advantage, especially vis-à-vis its South East Asian neighbours and China, where there is little in the way of traditional craftsmanship.
Indeed, the production of ikat and batik — centred in the historic Javanese cities of Surakarta (Solo) and Yogyakarta and recognised by UNESCO as a World Cultural Heritage — is an important generator of economic income and employment.
Batik creation is painstakingly-detailed, involving the application of intricate wax patterns on fabric, which is then boiled and dyed again and again, infusing the fabric with layers of different colours to create centuries-old motifs, “each with its own story and philosophy,” according to the Mayor of Solo, Joko Widodo.
Indonesian Batik in Dries Van Noten S/S 2010 | Source: BoF
Indonesian Batik in Dries Van Noten S/S 2010 | Source: Style.com
However, machine-printed batikhas gained popularity in Indonesia and elsewhere, while traditionalbatik motifs are frequently copied abroad. What’s more, the ASEAN-China free trade pact has opened the domestic batik market to aggressive competition from mass-produced Chinese fabrics.
Thankfully, there are some individuals who are finding ways to simultaneously preserve and pushbatik forward, creating innovative new products and textiles based on the combination of traditional techniques from across the archipelago, which like India, has hundreds of different cultures and textile traditions.
Although she may call herself a “cloth maker,” founder of BIN House, Josephine ‘Obin’ Komara has been one of the key proponents of the revival, development, innovation and modernisation of Indonesian textile creation, calling it “real luxury for textilians.” Having seen the immaculate work of weaving, dying and embellishment in Obin’s workshop in Solo, my UKYFE colleague Justin Smith said he had “never seen so much perfection in one studio, anywhere.” It’s no wonder that Obin has found markets in Tokyo, Singapore and elsewhere.
But apart from Obin and a few of her contemporaries — particularly in Yogyakarta which is more aware of international market opportunities Indonesia has not reached its full potential for exporting batik and ikat. Instead, it has taken Western designers like Dries Van Noten, who most recently used batik parang in his beautiful Spring/Summer 2010 collection, to bring batik and ikat to the mainstream fashion industry.
BANDUNG DISTRO IS BLOSSOMING
The biggest surprise of my time in Indonesia was stumbling across the vibrant urban culture of Bandung, a city with raw creativity bubbling up from the local indie music and skateboarding scene. In Bandung, stylish hoodies, t-shirts and jeans replace the sarongs and conservative Western dress that are more common in other Indonesian cities. Style-savvy Muslims have incorporated the streetstyle in their own dress, which still adheres to their religious values and principles. And, in the evenings, local cool kids take things up a notch, peacocking their latest outfits, many of which are spectacular, do-it-yourself creations with metallic studs, patches promoting local bands, and strategically distressed denim.
Barung Street Fashion | Source: BoF
Bandung Street Fashion | Source: BoF
How did this happen, and why in Bandung? In the aftermath of the 1997 Asian currency crisis, which devastated the Indonesian economy and sent its currency, the Rupiah, plummeting, international streetwear brands were no longer affordable. So, enterprising locals in Bandung, which is conveniently located near scores of textile companies and t-shirt factories, started designing their own products to fill the market void at more accessible price points, eventually becoming known as the Distro market.
Today, Bandung is home to 1,300 Distro companies and an impressive retail cluster of fifty stores catering to locals and tourists alike. The increased competition has only served to spur further innovation and creativity. Unfortunately, the creative entrepreneurs of Bandung have struggled to receive government support and for the most part, the mainstream media here have given them a miss.
In its place, under the leadership of creative entrepreneurs like Fiki Satari, local support groups like KICK (Kreative Independent Clothing Kommunity) and CEN (Creative Entrepreneur Network) have been formed to bring the Distro community together, organise festivals and events, and lobby the government for support and funding. Dicky Sukmana, the entrepreneur, dreamer and architect behind the label Invictus, has been instrumental in creating a media voice for Bandung’s creative entrepreneurs, with his magazine Suave Catalogue. Dicky started his own business with only 12 t-shirts, but now sells more than 3,000 t-shirts a month. He is just one of the hundreds of young creatives who are shaping what could be the future of fashion in Indonesia.
BLACKBERRY LEAPFROGS BROADBAND
While internet penetration in Indonesia is relatively low at 12.5% and download speeds can be very slow, many Indonesians are leapfrogging traditional computing and snapping up smartphones instead, making this one of the highest potential Blackberry markets in the world and creating real potential for mobile commerce and communication.
Hanifa Ambadar | Source: Fashionesedaily.com
Hanifa Ambadar | Source: Fashionesedaily.com
What’s more, high levels of BlackBerry adoption have fueled the widespread use of applications like BlackBerry Messenger and Twitter. Indeed, Indonesia has thesixth largest user base of Twitter in the world, and many of the editors I met at the Femina Group, Indonesia’s leading consumer media company, were busy tweeting away with the same enthusiasm as their Western counterparts.
Still, the Internet is where it’s at and Fashion 2.0 in Indonesia is alive and well. Indonesia even has its own answers to Net-a-Porter and The Fashion Spot. Simplight.netwas set up in 2000 to sell fashion online, directly to consumers while Hanifa Ambadar (aka Hanzky)returned home to Jakarta from America in 2008 to focus on leveraging the early success of her fashion blog and community, Fashionese Daily. Today, Fashionese Daily attracts about 10,000 visitors per day, making it the most widely-read independent fashion website in Indonesia and a trusted source of consumer opinion about fashion and beauty products.
Says Diaz Parzada, Fashion Director of Femina Group, “If I want to know where young Indonesian women in their 20s are spending their money, I go to Fashionese Daily.”
INSIGHTS
Over and over again, my UKYFE colleagues and I were asked by Indonesians how they can grow their domestic and international fashion businesses. Indeed, the fertile combination of craftsmanship, raw creativity and rapid technological adoption offers real market opportunities, but only if government and corporate organisations can find ways to nourish creativity in all its forms and encourage collaborations inside and outside Indonesia.
If the Indonesian batik industry is to capture the international attention it deserves and reach its full market potential, it will need to tailor its product to international aesthetic tastes and build further creative and commercial connections with foreign markets. With the growing popularity of digital prints, there are opportunities to manipulate and innovate traditional motifs, while still bringing a handmade touch through traditional manufacturing. This could be a strong marketing message, and one that is in sync with the changing tastes of global luxury consumers, who are looking for something special, of high-quality, with innovative design, and delivering real value.
However, leaving the international market aside, the most significant opportunity for Indonesia is in targeting its huge domestic market within its own borders, particularly in the middle of the market. While Indonesia remains a very poor country, there is a growing middle class with disposable income, but not enough to be shopping regularly at the luxury stores which are also planting their flags here.
The local market opportunities include both traditional craftsmanship and modern interpretations of batik and ikat. Furthermore, given the vibrancy of the Distro sector in Bandung and the scale of its economic growth, impact and popularity with young Indonesians, both the Indonesian and West Java governments, as well as the national fashion media would be well advised to give this nascent industry the attention and support it deserves.
And finally, as young people are innovating on the internet, so should the major media publications, to create an opportunity to connect with the next generation of Indonesian consumers. They should not make the same mistakes as CondeNast and others initially made in the West, which was to “wait and see.” Otherwise, they may find themselves in the same predicament as their Western counterparts…playing catch-up.
Imran Amed is Founder and Editor of The Business of Fashion
Tuesday 8 October 2013

Mau ke Siniiiii (lagi)

Jakarta, [Selasa] 8 Oktober 2013



Lagi iseng. Ga sengaja mencet, jadinya malah dapet video2 ini. Dulu pernah nonton edisi Yogya emang, tapi ga aktif nonton lagi.
Sekali mencet keasikan, daaaan bikin pengen balik ke Surabaya! Uuuuu, kk sambut aku kembali yaa #ngok
Ternyata banyak yang belum didatengin, uwaaaa ~~

1. Malang



2. Batu


3. Bromo



4. Surabaya



Aaaaak mau semua! Paling pengen itu Toko Oen! Trus Jatim Park. Mauuuuu ~~~ Kk pleaaaaaaaase bawa aku ke sanaa jangan dibalikin #eh
Monday 7 October 2013

Jakarta, [Senin] 7 Oktober 2013

I feel really sleepy today. After have conversation with my boyfie until around 3 AM, and then asleep until 8 AM. To be honest, i don't feel any urge to come to this office again. The jobdesc that i've got not demanding any skill, for me. Just regular thinking, and feels boring.

Today I also got memo from my mother about my THT surgery for the next time. She asked me to plan my surgery. Yeah, i have problem with my Nose and Ear because long term of Allergic. What I'm thinking now, i consider to resign too :))

Btw, last night my boyfie finally read my blog. And i feel really-really-really ashamed with what I already feel about my lovelife. I think many people in this world wish they could erase their memory to some event or moment. Me too.
But somehow, many bad moments result a better me. Really. many lessons learned. Like Alicia Keys song. Ahahaha. The most success for me is when some of my friends as psychologist trust me to solve their problems. Really cute ya. Maybe like Doctor. When they're sick, they still need another colleagues to check up their illness. But in my case, who am I? I don't even learn any psychology theory to determine any problem.... but my lovelife taught me. A Lot. Ahahahaha.

But I think i should give salute to Dilla-who-in-long-time-ago. She really brave, she has a good heart so still trust to person who try to close to her. But now, she still happy, with many aspect in her life :)

Cheers.

Sunday 6 October 2013

Post ke 200!

Jakarta, [Minggu] 6 Oktober 2013



Widiiii, ini posting ke 199 ni. Congratulations Dilla, you're already curhat 199 times to strangers! Ahahaha
Mau cerita trip ke Surabaya kemaren ahh :3

Ceritanya, orang yang saya sayang ini dari dulu emang nyangsang di Surabaya. Kuliah S2 di sana, dan kerja di sana pula. Apes si ini, karena sempet sesumbar ga pengen LDRan, ehh malah LDRan. 
Daan, seperti dugaan, ga gampang T__T

Yaelah, yang deket aja masalahnya banyak banget ini, apalagi yang jauh. Kita ngalamin bad times banyak, ampe akhirnya dia sempet ngajak udahan. Pikir saya waktu itu, "Eits, nanti dulu." Eaaa, saya ga mau udahan. Tiket yang terlanjur udah saya bayar dari awal bulan untuk JKT-SBY-JKT pun mau ga mau saya tetep pake. Ya gile aje, si. 

Pas berangkat, saya udah prepare buat skenario teburuk dari trip ini. Misal, doi ga sempet nemuin saya di Bandara, dan saya terpaksa ke rumah sahabat saya pake taksi bandara. Ato, misal doi jemput saya, tapi langsung negasin lagi kalo dia mau udahan, yaudah, minta anterin ke rumah sahabat saya dan ga ketemu dia lagi habis dari itu. Macem-macem deh mikirnya. 

Ya gimanalah rasanya, campur aduk rasanya. Jauh dari excited. Berat malah. Could I skip until 3 next days? No, ofcourse no. Than show must go on.

Pagi-pagi tanggal 27, saya udah bawa travelling bag bonus Lee Coop*r ke kantor. Heboh lah orang2. Ya sudahlah yaa, mau gimana. Secara pesawat itu jam 22.30 WIB hari itu. Selesai ngantor jam 5. Ambil taksi ke arah gambir, dan wush, tiba2 di terminal 3 Bandara Soe-Ta.

Nge Air Asi* hari itu. Dan senyum liat arsitektur Bandara. Seperti Bandara Hasanuddin Makassar. Ngingetin trip terakhir ke sana. Sampe Bandara aus luar biasa. Serba salah. Ke J.Co adanya kopi. Ke Circle K, ada Aqua 1 L. Kale dah. Ditahan2 aja trus naik ke lantai atas. Eh pas lewat ada yang jualan makanan+minuman. Lumayan lah, Aqua Rp5000 jadi ga mahal2 amat rasanya. 

Yaa, kalo ga salah sih, jam 7 udah sampe sana. Garing2 lah ampe jam 22.30. Akhirnya sibuk nge rekap jualan, sambil nge cas HP. Letak charger HPnya ga manjain pengunjung, mesti berdiri karena jauh dari tempat duduk, sebel ah. 

Trus pas di sana juga sempet ada orang yang digiring petugas, dan dia sukses adu urat leher sama petugas. Auk deh masalah apa. Cuma berasa di lapangan Ospek aja. 
Dan sempet2nya Air Asia ngumumin Delay. Atuh laaaah. Eh tapi boong deng, habis dia bilang bakal Delay sejam, eh bahkan sebelum jam 22.30 udah dipanggil boarding. Sukur deh, ga lucu banget abisannya ACnya. Emang kacrut si badannya. 

Sampe Surabaya jam 12. Dan.. butterflies come. Deg-degan kakaaaaaak. Hahaha. Keluar dari Pintu kedatangan, celingak-celinguk, ya kok ga ada orangnya. Trus masuk sms, katanya doi udah di Bandara. Clingak-clinguk, jalan aja menuju luar Bandara, eh doi muncul dari belakang. Eaaaaaa, he still looks charming like i remember always. Dia make kemeja, dibalut jaket warna biru dongker. Tau ga sih, awalnya aku sempet reka adegan bakal ada pelukan di Bandara, tapi ternyataaaa, tetooooot. Boro2 :))
Salting dua2nya! Hahahaha. Well, it was good sign tapi.  
Dari Bandara, dia beliin aku sate. Enak deh satenya. 



Besoknya, saya bangun siang. Eaaa, trus dia ngajakin saya makan siang di Bu Kris. Katanya sie terkenal. Tapi saya ga puas sama makanan garang asem saya. Mantapan kantin Senayan City malah. Dari Bu Kris, kami city tour. Dia ngajak keliling2 Surabaya. Termasuk nunjukkin tempat kerjanya dan kantor pusatnya kantor saya sekarang. Setelah puas keliling2, tiba-tiba dia random ngajakin ke Batu Night Spectacular. Gilaaa itu udah sore, cuy. Bener kaan, sukses macet2an pinggir jalan. Buat nyampe Malang aja kayaknya udha berenti lebih dari tiga kali untuk pipis :D Eh tapi saya seneng deh, pas kami berenti di Indomaret, dia sempet nawarin saya untuk beli kopi. Dia inget saya suka kopi :)


Sampe Malang kayaknya jam 9 malem. Kelaperan mampir di McD. Ayamnya ga enak :( Lanjut deh ke Batu. Sampe di Alun-Alun Batunya, beuuuh udah kayak Monas malem minggu. Rameee. Tapi seru, banyak lampion lucu.
Trus belok ke dalem, ke Batu Night Spectacular. Baru tau, BNS ga cuma ada lampionnya. Jadi semacam ada wahana bermain. Pas di sana nyobain cinema 4D. Ngantrinya panjang bangeet. Sampe di dalem, saya ngakak sendiri liat mukanya yang sama sekali not impressed. Orang-orang pada teriak2, dianya muka datar. Ahaha.
Dari Cinema 4D, lanjut ke lampion. Ga bisa foto unyu yang banyak, karena hape matot. Untung ada mamang foto, sukses foto alay tapi hepi saya :))

Habis foto alay, nyobain sepeda yg bisa liat city lights. Kereeeen banget, sama romantis si :3 Aaah jadi kangen. Hahahaha. Dari sana, balik deh. Dia sempet stop lamaaa banget di kelinci2an. Tanya balik, "Emangnya ada waktu buat ngurus? Jangan2 ntar mati" padahal dalem ati , "Ah elaah, ceweknya aja ini diurusin gimana?" Ahahahaha secara doi sibuk banget emang. Kemudian pulang.

Esok harinya, perjalanan dimulai habis zuhur karena pada bangun kesiangan. Saya diajak makan di bebek sinjay, Madura. Mantep emang. Tapi ngantrinya bikin ga tega si kakak. Panjaaaaaang banget.



Bebeknya lumer. Sekilas kayak Bebek Borromeus, tapi sambel nya lebi mantep Sinjay. Tapi agak apes si aku, soalnya maag kambuh dan tangannya perih luka alergi :p Jadi makannya ga nyaman. Pas awal masuk, bingung penataan mejanya. Soalnya mejanya panjang nyatu gitu. Kirain buat rombongan gitu, ternyata emang settingannya semua gitu.
Pas balik, jembatan Suramadunya lebih oke viewnya.


Dari jembatan Suramadu, diajak ke Kenjeran Park. Kata doi Kenjeran Park itu proyek pemerintah. Mau dibuat ala-ala Ancol. Tapi jadinya malah tempat mesum :)) Di situ ada pantai, pura, sama tempat makan. Asik kok sebenernya, ya kalo datengnya bareng keluarga si.
Dari Kenjeran Park, trus diajak ke Unair dan ITS. ITS bahkan lebih luas daripada Unair keliatannya. Dan Unair punya RS sendiri. Cool.

Dari situ bawain kue buat Ayu, dan makan es krim bareng di The Harvest, Hahaha, saya sama dia sama-sama suka ngemil. Bedanya dianya ga ndud, sayanya melebar dengan cepatnya :))
Besoknya, saya udah harus balik ke Jakarta. Baliknya Senin malem. Saya iseng bawain doi makan siang ke kantornya nitip di resepsionis. Sukses bikin dia surprise. Habis itu, saya diajak Ayu ke rumahnya di Pondok Chandra. Dari Pondok Chandra, kita bawain Resti, sahabat sekolah saya yang lain, itu Siomay. Resti lagi hamil 6 bulan. Dan saya sukses di bully karena satu-satunya single.

Jadi inget bandelnya dulu jaman sekolah. Ngegosip-gosipnya. Sekarang malah udah Ibu aja .__.
Sekitar jam 5 balik ke rumah Ayu, siap2 buat ke Bandara, trus dianter Ayu + Suaminya ke Bandara. Tadaaaa, si kakak udah di sanaaa :))

Ga nyangka asli, karena saya tau kerjaan dia heboh. Dia bisa skip kerja hari Sabtu aja udah luar biasa. Apalagi nyempetin dari kantor. Gila lah. Dan habis dia nyamperin saya, dianya balik ngantor ampe jam 3 pagi. Makanya ampe saya nyampe Jakarta pun dia ga berkabar ampe hari esoknya. Semangat kak! Ahahaha



In Love :)
Saturday 14 September 2013

Aku Pantaskah untuk CIntamu?

Hanyalah dirimu yang bisa Membuat diriku merasa Seakan melayang Seolah kuterbang Hanyalah dirimu yang mampu Membuat diriku begitu Mewujudkan khayalan menjadi kenyataan Kau adalah warna warni dalam hatiku Kau hapuskan duka hanya suka yang ada Betapa berarti peranmu ada disini Mengisi bagian hidupku


Jakarta, [Sabtu] 14 September 2013

Ini masih pagi buta. Belum ketemu sama mataharinya hari Sabtu. Yes, i still awake.
Setelah melalui proses ga enak di kantor lama, saya memang akhirnya balik lagi kerja di gedung kantor lama. UOB Plaza. Yah mudah-mudahan pas saya kerja di sana, udah ga bakal ada lagi banjir bandang. Amin.

Yang ini kompetitor. Masi perusahaan ga sebesar kantor lama. Semuanya masi primitif marketingnya, telemarketing dan appointment. Saya kegabung di sini barengan sama rekan kerja lama buat bikin event. Menurut saya, buat event adalah kegiatan perusahaan yang paling cepet buat kita jadi kenal sama karakter orang kantor kita. Dan bener. Seperti rekan-rekan kerja saya, ga bisa tanpa supervisi. Saya deh jadi mandor.

Saya seneng di sini, things and thinks to do nya jadi banyak. Ibaratnya ga cuma ngerjain event, bahkan saya tadi nge design undangan untuk keperluan marketing appointment. Semacam asisten marketing juga kali ya. Selain itu, di sini saya bisa ngehindarin sedih karena kakak sayang saya beneran sibuk ga kira-kira. Kerja dari jam 7 pagi s.d jam 3 pagi, Kecapean, dan hari ini, dia berhasil menghilang hampir 24 jam, tanpa kabar.

Setelah muncul namanya di Caller ID, dia minta saya marah sama dia. Ketika saya bilang ga bisa, dan saya mulai nangis, dan saya bilang gpp, dia bilang

"Ga Dilla, ini harus kita bicarakan. Tolong keluarin semuanya. Karena saya akan seperti ini ampe batas waktu yang ga ditentuin. Saya jadi kepala bagian sekarang, dan saya ga cuma ngerjain kerjaan saya, saya juga koreksi kerjaan rekan-rekan yang lain, dan beresin kerjaan kepala bagian sebelumnya. Saya ngerasa gagal, ga merhatiin adek, ga ngabarin adek, belum apa2 saya udah bikin adek nangis. Adek pasti kesiksa. Saya juga kesiksa. Tapi saya yakin adek yang lebih kesiksa dari saya. Adek ayo ngomong sama saya. Saya yang egois cuma mikirin kerjaan saya. Saya ga bisa bagi waktu. Saya prioritasin kerjaan bukan adek. Saya minta maaf, maaf adek, maaf adek, maaf adek. Maaf ya adek. Saya ga tau harus gimana. Saya mau berusaha lebih baik lagi. Maaf ya adek maaf adek, Saya sengaja forsir sekarang, karena saya ga mau saya ga ada pas adek dateng ke Surabaya."

Semua kata-kata dia di atas, bikin saya tambah nangis.

Iya saya kesiksa. Saya terbiasa dimanjain sama dia, tiba-tiba dia ngilang, no explanation until further notice. Kesiksa karena pagi-pagi saya biasa ditelponin, siang di telpon lagi, malem ditelpon lagi, tiba-tiba ga ada.
Tapi justru saya lebih kesiksa ngeliat dia betapa kerasnya dia berusaha yang ujung-ujungnya biar saya nyaman sama dia terus.

Pantas ga ya aku menerimanya?

Dia hebat. Jika keadaannya seperti ini oleh pria lain, saya udah bersorak karena jelas ini kesempatan saya untuk affair dengan yang lain. Sama dia, semakin saya nangis, semakin denger penjelasan dia, saya semakin ga mau ngelepasin dia untuk alasan apapun, dan saya semakin ga minat untuk affair dengan pria lainnya.

Dia hebat ya Allah.
Dia bener-bener seorang yang saya pikir ga ada buat saya.
Dia menyayangi saya beneran

Alhamdulillah :)



Tuesday 27 August 2013

Love again! :D


Jakarta, [Selasa] 27 Agustus 2013

This year is amazing, and still.
Saya ga nyangka, kalo roller coaster tahun ini jalannya cepet banget.
Awal tahun nyaris menuju pertengahan konflik terus2an, drama, nangis ga jelas tiap malem.
Pertengahan tahun, saya ngerasain titik balik hidup saya. Intropeksi dalam banyak hal, nerima, dan nemuin hepinya di posisi saya sekarang.
Lewat dari pertengahan tahun, dari pertemuan yang ga nyampe setengah jam, tiba2 aja saya udah masuk di obrolan telepon isi kangen, ledek2an, cheap flirty, dan...sayang :)

He's great person.

Really great i think. Saya nge fans dia dari SMP. Dia aktif banget di kegiatan sekolah. OSIS, Basket, Rohis. Sering jadi ketua acara. Jadi kapten tim basket tim inti sekolah saya. Ketika orang2 lebih banyak muji ketua OSIS kami saat itu yang emang lebih good looking, saya ngeliat justru staffnya.

dan...

he's perfect boyfriend.

He's caring. He's personality. Semua.
Lucu frustasinya dia ketika dia pengen banget jemput saya untuk buka puasa bareng, tapi karena lokasi kami ujung ke ujung pulau, dia cuma bisa telpon saya, nemenin saya, sambil pura2 saya beneran di sampingnya. Lama-lama sih pasti sedih ni ujung2nya karena kangennya ga ilang2, tapi... ini jauh lebih baik daripada yang saya alamin beberapa bulan lalu :)
Terimakasih, dan mudah2an ini terakhir :)
Amin. 
Saturday 13 July 2013

Life is Good

[Sabtu] Jakarta, 13 Juli 2013


Mungkin sekitar sebulan yang lalu, malam seperti ini, aku lagi nangis gara-gara kesepian, tapi sekarang, aku justru mensyukuri banyak hal.
Setelah belajar, 
At some point you will realize that you have done too much for someone, that the only next possible step to do is to stop. Leave them alone. Walk away. It's not like you're giving up and it's not like you shouldn't try. It's just that you have to draw the line determination from desperation. What is truly yours will eventually be yours, and what is not, no matter how hard you try, will never be. 
Aku belajar nikmatin proses yang ada. Aku nge set goals-goals baru setelah nge isolasi diri dari update social media apapun dari doi. Agak terlihat lebay yaa, tapi itu cara terbaik yang efektif bikin aku ga liat spion terus. Lama-lama bisa ikhlas. Lama-lama bisa ngeliat kalo ini memang adalah hal yang bener udah dilakuin. Daan, aku belajar menghargai diri aku sendiri, termasuk ketika nge cut hubungan intens dengan seseorang di kantor.

Sebenernya, aku sendiri ngeliat kalo mungkin aku belum bisa mendefinisikan Dilla itu siapa? Apa puas cuma Dilla, humas Pialang Perdagangan Berjangka dengan gaji ga nyampe Rp2,500.000?? Ato puas Dilla yang masih harus dibiayain orang tuanya buat makan dan maen di Jakarta? Iya, ternyata ga puas. Nah, kalo aku sendiri belum bisa terima sama definisi yang mudah2an sementara itu, pasangan kayaknya belum diperlukan.
Dan...aku sendiri belum kebayang butuh pasangan yang seperti apa.

Ini pertama kalinya aku bertahan tanpa affair relationship dengan siapapun. Biasanya, walo bilang single, selalu ada aja affairya. Maen-maen doang. Kayaknya aku ngabisin waktu kuliah ya cuma gitu. Cuma hit and run. Berdasar revenge patah hati karena terlalu setia pas SMA sih. Tapi tetep aja salah. Tindakannya ga bisa dibenerin. Sekarang memang udah ga pengen maen-maen lagi. Kalo udah ngeliat ga ada prospek ya tinggal. Tapi bukan artinya jadi pengen serius juga.

Ternyata, tanpa pasangan justru bikin hidup aku balance sekarang. Dari segi agama, aku mulai bikin goals-goals agama seperti sholat sunat, sholat 5 waktu, atoo baca quran. Dari olahraga, aku gabung di keanggotaan gym yang bikin aku dapet akses untuk fasilitas olahraga seperti renang, alat-alat fitnes, dan kelas-kelas yoga. Dari segi proyek, online shop aku jalan dan aku ditawarin proyek jadi PR line sebuah baju. Dari segi karir, aku mulai ngejar BUMN sambil benerin fokus di kantor. Dari sosial, aku get along dengan banyak girls. Dari segi cinta, aku lebih sering make logika daripada hati jadi berani ambil keputusan ekstrim.

Mungkin ini kali ya caranya memantaskan diri untuk mendapatkan pasangan yang pantas. Kemaren-kemaren  aku dapet orang yang kacrut karena akunya sendiri masi di level yang kacrut. Kebanyakan liarnya daripada benernya. Aku ga bilang aku berubah 100%, tapi aku seneng udah bisa kayak gini. Setiap hari sibuk dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Mudah-mudahan ke depannya bakal lebi baik lagi, untuk semua aspek hidup aku. AMIN.















Tuesday 11 June 2013

Masih Galau

Jakarta, [Selasa] 11 Juni 2013


Ini masih pagi. Masih 6.54. Tapi hatinya ga tenang :( pernah ga sih kamu ngerasa bodoooh banget sama yang kamu rasain? 

Kamu tau itu ga guna. Tau buang2 waktu. Tau lah kalo ngerugiin. Tapi kamu ga bisa berenti..... 

Aku ga bisa berenti care sama dia, padahal dia mungkin bisa dikatakan blengc*k.
Aku punya banyak alasan kenapa dia ga untukku, tapi hatinya ngomong laiiiinn :((

God. 

"Ya Allah, lindungilah dia dari hal-hal buruk. Permudahkanlah dia menemukan hidayah -Mu." 
Friday 31 May 2013

Update wish list

Mari nabung untuk beli-belian :



1. DVD Player



2. New Shoes
3. Display Online Shop
3. SLR


4. Laptop
5. Cassette Player




Boleh kan aku Menangis?

Jakarta, 31 Mei 2013

Hehehe, kirain udah selesai sih, tapi hari ini kembali mengawali pulang kantor dengan nangis kejer.


Ya Allah, aku udah jadi anak baik.
Aku udah ikhlas dia bareng orang itu.
Aku udah ikhlas dia ga deket sama aku lagi.
Aku udah ikhlas dia lebih seneng sama orang itu. 
Tapi, sakit ya Alaah...

Cuma gara-gara doi mau ke Bangkok berdua sama orang itu. Cekitcekitcekit

Jamu :D

Jumat, 31 Mei 2013


Pagi ini bangunnya super males.
Efek aktivitas semalem sih. Nyobain minuman macem2 di nikahannya boss :p
Tapi dipaksain aja mandi, dan cus ke kantor.
Seperti biasa, selalu jalan kaki.
Yang aku nikmatin dari berangkat ngantor adalah ngelewatin pasar dadakan di deket rumah.
Trus notice tukang jamu.
Jadi inget dulu rutin nge jamu sekarang udah ga.
Mampir, dan jadi ada obrolan singkat.
Beliau bilang dia umurnya 71, dan setiap hari bisa 8 jamu yang dia minum. Kebukti sih, beliau sehat banget dan ga ada kerutan.
Penasaran dan jadi googling deh, manfaat jamu apa aja sih :

Manfaat kunyit asam :
  1. Ramuan kunyit asam sudah sejak dahulu kala dikenal sebagai minuman untuk memperlancar proses menstruasi pada wanita. Jika ditinjau dari segi ilmiah ternyata kunyit memang memiliki kemampuan dalam mendorong organ hati agar menghasilkan empedu pemecah lemak sementara itu asam jawa juga ternyata bisa memacu denyut jantung agar memompa darah lebih baik sehingga peredaran darah jauh lebih baik. 
  2. Manfaat lain dari kunyit asam adalah untuk melangsingkan badan. Kabarnya, senyawa yang ada di dalam kunyit dan juga asam jawa bisa membuat sistem metabolisme di dalam tubuh jauh lebih baik. Selain itu, kunyit asam ini bisa membuat peredaran darah lancar sehingga lemak terbuang dan oksigen dengan  mudah mengalir ke seluruh tubuh. Hal ini akan membuat tubuh Anda segar, sehat dan berat badan terjaga sebab lemak sukar untuk menumpuk.
  3. Memperbaiki luka di dalam lambung. Hal ini terkait dengan kandungan kurkumin atau warna kuning pada kunyit.
  4. Sebagai anti-inflamasi. Khasiat ini terkait dengan kandungan minyak atsiri pada kunyit.
  5. Mencampur kunyit asam dan daun sirih juga ampuh membersihkan organ kewanitaan
Manfaat beras kencur :

  1. Minyak atsiri yang dikadung kencur diklaim memiliki banyak senyawa bermanfaat. Senyawa ini berfungsi sebagai zat analgesic, yaitu zat yang memiliki kemampuan untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri.
  2. Jamu beras kencur memiliki kemampuan untuk menambah tenaga karena memiliki sifat stimultan.
  3. Manfaat jamu beras kencur yang lain adalah sebagai minuman penambah nafsu makan. Ini cukup efektif pada anak kecil yang kebanyakan memang susah makan.
  4. Jamu beras kencur bisa dimanfaatkan sebagai minuman penghilang rasa capek, pegal-pegal karena kelelahan.
  5. Jamu beras kencur  dipercaya bisa menghilangkan beberapa penyakit, seperti batuk, radang lambung, sariawan, keracunan makanan, memperlancar siklus menstruasi, mengeluarkan dahak atau ekspektoran, mengurangi rasa pusing, mual, atau perut kembung.

Well, sehari minum jamu dua kali kayaknya bagus deh :D
Coba aah~

Sumber : http://khasiat-temulawak.blogspot.com/2012/12/manfaat-kunyit-asam-bagi-wanita.html
http://jamuputrisakti-di.blogspot.com/2013/03/khasiat-jamu-beras-kencur.html
Wednesday 29 May 2013

Spare Time

Rabu, 29 Mei 2013


Halo,
Setelah minggu-minggu yang berat dilewatin, sekarang lebih tenang. Bukan karena hati yang baru, tapi justru belajar menikmati 'kebebasan' untuk ga punya alasan kesel, marah, sedih, cemburu, bete di saat yang bersamaan.
Hal yang paling susah menurut ku adalah me-time nya mau apa? Ya, maklum deh, udah years itungannya ga me-time.
Sekarang udah punya ni tipsnya :
1. Nyiapin materi untuk page fb
2. Nyiapin untuk bazaar
3. Baca buku
4. Nonton DVD
5. Cari temen nge-mall
6. Nginep di rumah temen
7. Susun next travel destination.
8. Nyalon
9. Renang
10. Tidur

Ahahaha, bikin posting gini biar someday kalo di posisi yang kayak gini lagi, tau mau ngapain :D